26 Januari 2010

YANG MAU ILMU DISINI TEMPATNYA

SILAHKAN KLIK LINK DIBAWAH INI
DISINI

YANG MAU ILMU DISINI TEMPATNYA

SILAHKAN KLIK LINK DIBAWAH INI
DISINI

JENIS-JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA

A. MEGANTHROPUS PALAEOJAVANICUS

Ditemukan oleh G.H.R. Von Koeningswald tahun 1946 dan 1941 di Sangiran (Surakarta) dan Marks tahun 1952.

· Fosil berupa rahang bawah dan rahang atas.

· Diperkirakan sebagai manusia purba paling tua.

· Hidup sekitar 2 juta – 1 juta tahun yang lalu.

· Disebut sebagai manusia purba tertua di Pulau Jawa

Ciri –ciri :

a. Tubuh kekear

b. Rahang dan geraham besar

c. Tidak berdagu

d. Menyerupai kera

B. PITHECANTHROPUS MOJOKERTENSIS

Pithecanthropus Mojokertensis itu artinya manusia kera dari Mojokerto. Itu sebenarnya cuma salah satu jenis dari phitecanthropus yang ditemukan Ralph von Koeningswald di Mojokerto tahun 1936 dalam rupa fosil anak- anak. Disebut juga Pithecanthropus Robustus. Pithecanthropus secara tipologi berada pada lapisan Pucangan dan Kabuh. Umurnya diperkirakan 30.000- 2 juta tahun.

· Ditemukan tahun 1936 di Mojokerto Jawa Timur.

· Fosil berupa tengkorak anak.

· Masih tergolong jenis Pithecanthropus.

Ciri-ciri :

a. Badan tegak

b. Tidak memiliki dagu

c. Bentuk kening menonjol

d. Tinggi badan 165 – 180 cm

e. Volume otak 750 – 1.300 cc

f. Tulang rahang dan geraham cukup kuat

g. Tulang tengkorak cukup tebal

h. Bentuk tengkorak lonjong

C. PITHECANTHROPUS ERECTUS

  • Ditemukan oelh Eugene Dubois tahun 1890 di daerah Trinil (dekat sungai Bengawan Solo)
  • Pithe artinya kera
  • Anthropus artinya manusia
  • Erectus artinya tegak
  • Pithecanthropus erectus artinya manusia kera berjalan tegak.

Ciri-ciri :

a. berbadan dan berjalan tegak

b. tinggi badan 165 – 170 cm

c. diperkirakan hidup sekitar 1 juta tahun yang lalu.

Kehidupan Manusia Purba di Indonesia

Kehidupan manusia purba di Indonesia berdasarkan bukti-bukti peninggalan mengalami perubahan. Perkembangan manusia purba di Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • Pada masa berburu dan meramu, kehidupan manusia purba pada zaman ini berpindah-pindah untuk mencari bnatang buruan dan bahan makanan yang telah disediakan oleh alam. Alat alat yang digunakan pada masa ini antara lain; kapak berimbas, alat dari serpih, dan kapak genggam.
  • Masa bercocok tanam, pada masa ini manusia sudah meulai hidup menetap dengan membuat rumah-rumah panggung yang bertujuan menghindar dari binatang, serangan musuh atau menghindari banjir. Alat-alt yang digunakan antara lain : mata panah, gerabah, beliung persegi, dan kapak lonjong.
  • Masa pertukangan , pada masa ini selain hidup menetap manusia purba juga sudah mampu membuat alat-alat walaupun masih sangat sederhana. Alat-alat yang dihasilkan pada masa ini antara lain : nekara, kapak perunggu, moko, bejana, patung perunggu, manik-manik, geraah dan mata tombak.
  • Masa mengenal kepercayaan, pada masa ini mulai menyadari akan keterbatasan dirinya sehingga ada kekuatan lain di luar kemampuanya. Kepercayaan tersebut antara lain ; animisme yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang telah meninggal, dan dinamisme yaitu kepercayaan terhadap kekuatan gaib. Pada masa ini untuk upacara ritual manusia purba mengembangkan kebudayaan megalithikum yaitu kebudayaan batu besar dengan cara membuat beberapa bentuk bangunan dari batu yang mempunyai ukuran yang cukup besar.

Sejarah Penemuan Fosil Manusia Purba, Manusia Kera dan Manusia Modern - Teori Perkembangan Evolusi Antar Waktu Arkeologi Biologi

Secara umum penemuan fosil manusia dari jaman ke zaman terbagi atas tiga kelompok, yaitu manusia kera, manusia purba dan manusia modern. Yang perlu diingat adalah bahwa teori ini hanya dugaan dan tidak terbukti kebenarannya karena teori evolusi telah runtuh. Fosil manusia lama yang ditemukan bisa saja bukan fosil manusia atau manusia yang memiliki bentuk ciri tubuh yang unik, atau bahkan hasil rekayasa.

A. Manusia Kera dari Afrika Selatan

1. Australopithecus Africanus

Australopithecus africanus ditemukan di desa Taung di sekitar Bechunaland ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924. Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja.

2. Paranthropus Robustus dan Paranthropus Transvaalensis

Dua penemuan tersebut ditemukan di daerah Amerika Selatan dengan ciri isi volume otak sekitar 600 cm kubik, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter. Kedua fosil menusia kera tersebut disebut australopithecus.

B. Manusia Purba / Homo Erectus

1. Sinanthropus Pekinensis

Sinanthropus pekinensis adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di gua naga daerah Peking negara Cina oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich. Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan. Sinanthropus pekinensis memiliki volume isi otak sekitar kurang lebih 900 sampai 1200 cm kubik.

2. Meganthropus Palaeojavanicus / Manusia Raksasa Jawa

Meganthropus palaeojavanicus ditemukan di Sangiran di pulau jawa oleh Von Koningswald pada tahun 1939 - 1941.

3. Manusia Heidelberg

Manusia heidelberg ditemukan di Jerman

4. Pithecanthropus Erectus

Pithecanthropus erectus adalah manusia purba yang pertama kali fosil telang belulang ditemukan di Trinil Jawa Tengah pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois. Pithecanthropus erectus hidup di jaman pleistosin atau kira-kira 300.000 hingga 500.000 tahun yang lalu. Volume otak Pithecanthropus erectus diperkirakan sekitar 770 - 1000 cm kubik. Bagian tulang-belulang fosil manusia purba yang ditemukan tersebut adalah tulang rahang, beberapa gigi, serta sebagian tulang tengkorak.

(C) http://www.science.mcmaster.ca/geo/research/age/Images/skull01.JPGManusia Jawa Purba Pernah Mendiami Eropa

Hanover, Jerman - Pecahan tulang tengkorak yang ditemukan di sebuah tambang Jerman ternyata berasal dari Manusia Jawa, manusia purba yang sebelumnya diyakini merupakan penduduk asli Asia, sehingga memicu spekulasi bahwa manusia purba Asia pernah menjajah Eropa.

Alfred Czarnetzki, seorang profesor di Universitas Tuebingen, mengumumkan Kamis lalu bahwa kerangka tersebut, yang ditemukan pada 2002, “usianya paling tidak 700.00 tahun” dan begitu mirip Manusia Jawa “sehingga boleh jadi merupakan kembarannya”. Tulang tengkorak itu berasal dari spesies Homo erectus, di mana manusia modern dikenal sebagai Homo sapiens, yakni manusia yang sudah berbudaya.

Manusia Jawa adalah nama yang diberikan kepada fosil yang ditemukan pada 1891 di Trinil, tepian Bengawan Solo. Fosil ini merupakan salah satu spesimen Homo erectus atau manusia purba berjalan tegak yang paling pertama dikenal. Penemunya, Eugene Dubois, memberikan nama ilmiah Pithecanthropus erectus, sebuah nama yang berasal dari akar Yunani dan Latin yang berarti manusia kera berjalan tegak.

Karl-Werner Frangenberg, seorang pemburu fosil, menemukan bagian atas tengkorak pada 2002 di sebuah lubang batu di Leinetal dekat Hanover. Istrinya, yang memiliki hobi sama, menemukan bagian pelipis dua tahun kemudian.

Sama dengan fosil Trinil

Tulang belulang itu, yang kini diyakini merupakan kerangka manusia tertua yang pernah ditemukan di Jerman, saat ini dipamerkan di Museum Hanover. Kerangka tertua Jerman sebelumnya adalah spesies lain, yakni Homo heidelbergensis, yang ditemukan pada 1907 dan berusia sekitar 600.000 tahun. Czarnetzki mengakui kesulitan mengukur usia fosil secara tepat, namun dirinya merasa yakin dengan kesamaan pada penemuan fosil manusia purba di Jawa pada 1891.

Fosil Manusia Purba Bertubuh Kerdil Ditemukan Di Palau

Stephen Alvarez

Ukuran tulang manusia purba di Palau (tengah) dibandingkan dengan ukuran tulnag wanita sekarang (kiri) dan Homo floresiensis (kanan).

Selasa, 11 Maret 2008 | 22:16 WIB

JAKARTA, SELASA - Populasi manusia purba bertubuh kerdil tidak hanya ditemukan di Flores, namun juga di Palau, Micronesia, di antara gugusan pulau-pulau di Samudera Pasifik. Penemuan ini semakin menguatkan pendapat bahwa pengerdilan terjadi karena manusia tinggal terisolasi di pulau yang daerah jelajahnya sempit.

Fosil tersebut ditemukan Lee Berger, seorang paleoantropolog dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan saat melakukan kunjungan ke Palau tahun 2006. Ia sedang mengelilingi pulau berbatu yang berada pada jarak 600 kilometer timur Filipina itu dengan kayak saat menemukan tulang-belulang di dua buah gua. Ia baru melakukan penggalian intensif setelah mendapat dukungan National Geographic Society.

“Setidaknya sepuluh gua telah ditemukan di pulau berbatu tersebut dan penggalian pada salah satu gua menghasilkan fosil sekitar 25 individu,” ujar Lee. Salah satu kerangka lengkap yang ditemukan memperlihatkan sosok manusia setinggi 94 hingga 120 centimeter. Beratnya diperkirakan hanya 32 hingga 41 kilogram. Dari segi ukuran, manusia kerdil tersebut mirip manusia kerdil Flores yang kontroversial sebagai Homo floresiensis.

Namun, volume otaknya sekitar dua kali lipat otak manusia Flores. Dari hasil pengukuran strktur tulangnya, mereka juga lebih mirip Homo sapiens atau manusia modern meski dengan ukuran tulangnya terlampau kecil dan cenderung primitif. Mereka diperkirakan tinggal di sana antara 900 hingga 2.800 tahun.

created by:nita nurfitri,ria heryani,tia triana

sumber:wiklopedi

KAT PRASEJARAH INDONESIA

Setelah mempelajari kegiatan 3 pada modul ini, Anda dapat:

1. Menguraikan jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia;

2. Menjelaskan migrasi/perpindahan bangsa-bangsa ke Indonesia; dan

3. Menyebutkan 2 jenis bangsa yang pernah hidup di Indonesia pada zaman prasejarah.

Setelah Anda mempelajari kegiatan 1 dan 2 tentang prasejarah. Tertarikkah Anda dengan pelajaran sejarah? Untuk lebih menarik, maka silahkan Anda pelajari kegiatan 3 tentang masyarakat yang hidup pada zaman prasejarah.

Pada pembahasan tentang masyarakat prasejarah, maka yang akan dipelajari adalah berbagai jenis manusia yang hidup pada zaman prasejarah. Untuk itu silahkan Anda pelajari uraian materi berikut ini.

Jenis-jenis Manusia purba di Indonesia

Manusia yang hidup pada zaman prasejarah sekarang sudah berubah menjadi fosil. Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia terdiri dari beberapa jenis. Hal ini diketahui dari kedatangan para ahli dari Eropa pada abad ke-19, di mana mereka tertarik untuk mengadakan penelitian tentang fosil manusia di Indonesia.

Fosil manusia yang ditemukan pertama kali berasal dari Trinil, Jawa Timur oleh Eugene Dubouis, sehingga menarik para ahli lain untuk datang ke Pulau Jawa, mengadakan penelitian yang serupa. Selanjutnya penyelidikan fosil manusia dilakukan oleh GRH Von Koenigswald, Ter Har, dan Oppenoorth serta F. Weidenrech. Mereka berhasil menemukan fosil manusia di daerah Sangiran, Ngandong, di lembah Sungai Bengawan Solo.

Atas temuan fosil tersebut, Von Koenigswald membagi zaman Dilluvium/Pleistocen di Indonesia menjadi 3 lapisan yaitu Pleistocen bawah/lapisan Jetis, Pleistocen tengah/lapisan Trinil dan Pleistocen atas/lapisan Ngandong.

Penyelidikan fosil manusia selain dilakukan oleh orang-orang Eropa, juga oleh para ahli dari Indonesia, seperti Prof. Dr. Sartono, Prof. Dr. Teuku Jacob, Dr. Otto Sudarmadji dan Prof. Dr. Soejono. Lokasi penyelidikan antara lain Sangiran dan lembah Sungai Bengawan Solo. Dari hasil penyelidikan tersebut dapat diketahui jenis manusia purba yang hidup di Indonesia. Untuk itu silahkan Anda pelajari uraian berikut ini.

a. Meganthropus

Seperti yang telah diuraikan pada materi sebelumnya, Von Koenigswald menemukan tengkorak di Desa Sangiran tahun 1941. Tengkorak yang ditemukan berupa tulang rahang bawah, dan gigi geliginya yang tampak mempunyai batang yang tegap dan geraham yang besar-besar.

Dari penemuan tersebut, maka oleh Von Koenigswald diberi nama Meganthropus Palaeojavanicus yang artinya manusia raksasa tertua dari Pulau Jawa. Fosil tersebut diperkirakan hidupnya antara 20 juta - 15 juta tahun yang lalu, dan berasal dari lapisan Jetis. Untuk lebih menambah pemahaman Anda tentang jenis manusia purba di Indonesia, maka bandingkanlah jenis Meganthropus ini dengan jenis fosil yang lain seperti pada uraian materi berikut ini.

b. Pithecanthropus/Homo Erectus

Dengan kedatangan Eugene Dubouis ke Pulau jawa tahun 1890 di Trinil, Ngawi ditemukan tulang rahang, kemudian tahun 1891 bagian tengkorak dan tahun 1892 ditemukan tulang paha kiri setelah disusun hasil penemuan fosil-fosil tersebut oleh Eugene Dubouis diberi nama Pithecanthropus Eractus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Dan sekarang fosil tersebut dinamakan sebagai Homo Erectus dari Jawa. Homo Erectus hidupnya diperkirakan antara 1,5 juta - 500.000 tahun yang lalu dan berasal dari Pleistocen tengah atau lapisan Trinil.

Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami bahwa Homo Erectus ternyata usianya lebih muda jika dibandingkan dengan Meghanthropus Plaeojavanicus.

Untuk menambah pemahaman Anda tentang manusia jenis Homo Erectus, maka perhatikanlah hasil fosil Homo Erectus dan rekonstruksi dari fosil temuan Eugene Dubouis melalui gambar 12 & 13 berikut ini.

Gambar 12. Fosil Homo Erectus

Gambar 13. Rekonstruksi Homo Erectus

Para ilmuwan awalnya menganggap hasil temuan E. Dubouis (Homo Erectus) bukan termasuk garis keturunan manusia, tetapi setelah adanya temuan fosil oleh Von Koenigswald dari lapisan jetis/pleistocen bawah, maka seluruh ilmuwan mengakui bahwa fosil-fosil yang ditemukan Von Koenigswald lebih tua umurnya jika dibandingkan dengan Homo Erectus yang ditemukan oleh E. Dubouis.

Fosil manusia yang ditemukan Von Koenigswald di lapisan jetis (??) adalah :

  1. Fosil manusia yang ditemukan di Perning (Mojokerto) Jawa Timur tahun 1936 - 1941, diberi nama Pithecanthropus Mojokertensis yang artinya manusia kera dari Mojokerto, dan sekarang disebut dengan Homo Mojokertensis.
  2. Fosil manusia yang ditemukan tahun 1936 di Sangiran lembah Sungai Bengawan Solo, diberi nama Pithecanthropus Robustus yang artinya manusia kera yang besar dan kuat tubuhnya atau disebut dengan Homo Robustus.

Dari uraian di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudah merasa paham, silahkan Anda jawab pertanyaan berikut ini!

  1. Fosil manusia tertua di Indonesia disebut dengan ....
  2. Penemu fosil manusia tertua adalah ....
  3. Fosil manusia yang ditemukan pada lapisan Trinil disebut dengan ....
  4. Penemu fosil manusia di Trinil adalah ....
  5. Fosil manusia yang ditemukan pada lapisan jetis adalah:
  6. a. ....
  7. b. ....
  8. c. ....

Seyogyanya Anda tidak melihat kunci jawabannya terlebih dahulu, sebelum Anda selesai menjawab seluruh pertanyaan yang disajikan. Dan selanjutnya Anda dapat mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban di bawah ini.

  1. Meganthropus Palaeojavanicus.
  2. Von Koenigswald
  3. Homo Erectus
  4. Eugene Dubouis
  5. a. Meganthropus Palaeojavanicus
  6. b. Homo Mojokertensis
  7. c. Homo Robustus

Setelah Anda mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban, apakah Anda sudah puas dengan jawaban Anda? Kalau Anda sudah merasa puas, silahkan Anda kembali mempelajari uraian materi berikut.

c. Homo Sapiens

Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.

Jenis fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari:

  1. Fosil manusia yang ditemukan di daerah Ngandong Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 - 1934. Fosil ini setelah diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich diberi nama Homo Sapien Soloensis (Homo Soloensis).
  2. Fosil manusia yang ditemukan di Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh Van Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis kemudian diberi nama menjadi Homo Sapiens Wajakensis.

Tempat penemuan kedua fosil manusia di atas adalah lapisan Ngandong atau Pleistocen Atas dan hidupnya diperkirakan 100.000 - 50.000 tahun yang lalu. Untuk memudahkan Anda memahami lokasi penemuan jenis manusia purba di Indonesia, maka perhatikanlah gambar peta berikut ini.


Gambar 14. Peta Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba di Jawa Timur.

Setelah Anda mengamati gambar peta lokasi penemuan fosil manusia purba, selanjutnya Anda dapat melengkapi tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Jenis Manusia Purba di Indonesia.

Seyoganya Anda tidak melihat terlebih dahulu kunci jawabannya, agar kemampuan pemahaman Anda terukur. Untuk selanjutnya Anda dapat mencocokkan apa yang Anda lengkapi pada tabel 3 dengan kunci jawabannya berikut ini.

1. Homo Sapiens Wajakensis

2. Von Reitschotten

3. Wajak/Tulung Agung

4. 1889

5. Homo Sapiens Soloensis

6. Von Koenigswald

7. Nagndong/Solo

8. 1931 - 1934

9. Homo Erectus

10. Eugene Dubouis

11. 1890

12. Von Koenigswald

13. Ngandong

14. 1939

15. Homo Mojokertensis

16. Perning/Mojokerto

17. 1936

18. Meganthropus Palaeojavanicus

19. Von Koenigswald

20. Sangiran

Puaskah Anda dengan jawaban Anda sendiri? Kalau Anda sudah merasa puas dan paham dengan uraian materi yang telah diberikan, maka lanjutkanlah pada materi berikutnya.

MANUSIA PURBA DI INDONESIA

Penelitian manusia purba di Indonesia dilakukan oleh :

Eugena Dobois, Dia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung.

1. Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju

2. Fosil lain yang ditemukan adalah :

3. Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia, Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi, tahun 1891. Penemuan ini sangat menggemparkan dunia ilmu pengetahuan.

4. Pithecanthropus Majokertensis, ditemukan di daerah Mojokerto

5. Pithecanthropus Soloensis, ditemukan di daerah Solo

Peta : Daerah penemuan Fosil di wilayah Jawa Tengah dan jawa Timur

G.H.R Von Koeningswald

Hasil penemuan beliau adalah : Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, Mojokerto. Tahun 1937 - 1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.

3. Penemuan lain tentang manusia Purba :

Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).

4. Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.

Fosil Manusia Purba yang ditemukan di Asia, Eropa, dan Australia adalah :

1. Semuanya jenis Homo yang sudah maju : Serawak (Malaysia Timur), Tabon (Filipina), dan Cina.

2. Fosil yang ditemukan di Cina oleh Dr. Davidson Black, dinamai Sinanthropus Pekinensis.

3. Fosil yang ditemukan di Neanderthal, dekat Duseldorf, Jerman yang dinamai Homo Neaderthalensis.

Menurut Dobois, bangsa asli Australia termasuk Homo Wajakensis, sehingga ia berkesimpulan Homo Wajakensis termasuk golongan bangsa Australoid.

Jenis-jenis Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia ada tiga jenis :

1. Meganthropus

2. Pithecanthropus

3. Homo

Gb 5. Jenis manusia Purba Pithecanthropus

Ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia :

1. Ciri Meganthropus :

Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu

Badannya tegak

Hidup mengumpulkan makanan

Makanannya tumbuhan

Rahangnya kuat

2. Ciri Pithecanthropus :

Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu

Hidup berkelompok

Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol

Mengumpulkan makanan dan berburu

Makanannya daging dan tumbuhan

3. Ciri jenis Homo :

Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu

Muka dan hidung lebar

Dahi masih menonjol

Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya

CORAK KEHIDUPAN PRASEJARAH INDONESIA DAN HASIL BUDAYANYA

Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu :

1. Bentuk budaya yang bersifat Spiritual

2. Bentuk budaya yang bersifat Material

Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :

1. Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris

2. Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan Hyang.

Pola kehidupan manusia prasejarah adalah :

1. Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan

2. Bersifat Permanen (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan

3. Sistem bercocok tanam/pertanian

a. Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam

b. Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah

c. Sistem huma untuk menanam padi

d. Belum dikenal sistem pemupukan

4. Pelayaran

Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas)

5. Bahasa

Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.

Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan bahasa.

Jenis Bangsa Prasejarah Indonesia

Dengan adanya migrasi/perpindahan bangsa dari daratan Asia ke Indonesia, maka pada zaman prasejarah di Kepulauan Indonesia ternyata sudah dihuni oleh berbagai bangsa yang terdiri dari:Bangsa Melanisia/Papua Melanosoide yang merupakan Ras Negroid memiliki ciri-ciri antara lain: kulit kehitam-hitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar dan hidung mancung. Bangsa ini sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa keturunannya seperti Suku Sakai/Siak di Riau, dan suku-suku bangsa Papua Melanosoide yang mendiami Pulau Irian dan pulau-pulau Melanesia.Bangsa Melayu Tua/Proto Melayu yang merupakan ras Malayan Mongoloid memiliki ciri-ciri antara lain: Kulit sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidung sedang. Yang termasuk keturunan bangsa ini adalah Suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Sasak (Pulau Lombok), Suku Dayak (Kalimantan Tengah), Suku Nias (Pantai Barat Sumatera) dan Suku Batak (Sumatera Utara) serta Suku Kubu (Sumatera Selatan).Bangsa Melayu Muda/Deutro Melayu yang merupakan rasa Malayan Mongoloid sama dengan bangsa Melayu Tua, sehingga memiliki ciri-ciri yang sama. Bangsa ini berkembang menjadi Suku Aceh, Minangkabau (Sumatera Barat), Suku Jawa, Suku Bali, Suku Bugis dan Makasar di Sulawesi dan sebagainya.

Demikianlah uraian materi tentang jenis bangsa prasejarah Indonesia

23 Januari 2010

Sejarah D’DAN WhyKenZu

Cerita ini berawal dari pertemuan para murid baru di suatu MTs di daerah karanganyar. MTs ini berada di daerah yang lumayan terpencil jauh dari keramaian. MTs ini bernama MTsN jumantono. Banyak orang mencemooh MTs ini tapi aku tetap ertahan dan yakin pada MTs ini bahwa MTS ini adalah jalan menuju kesuksesanku.

Aku mulai hidup baruku dengan suasana baru. Masa peralihan antara SD ke MTs. Masa ini mungkin sediklit berbeda banyak perubahan suasana yang kualami dari perubahan cara berseragam, teman, dan guru.

Aku mendapatkan lima teman yang baik. Mereka adalah Nury, Dwi, Zulis, Atik, Niken. Mereka memiliki karakter yang bereda –beda. Nuri dengan kegalakanya, dwi dengan kelembutanya, Zulis dengan kegokilanya, Atik dengan kebijaksanaanya, niken dengan ketomboyanya. Aku sangat cocok dengan mereka. Persahabatan kita berjalan selama satu tahun tanpa nama. Dan pada suatu hari dibulan april mereka mersmikan persahatan merka dengan nama “D’DAN WhyKenzu”

Nama ini dipilih karena singkatan nama dari anggota persahaatan kami

D: dwi

A: Atik

N: Nury

Why: Wahyuni

Ken: niken

Zu: zulis

Jadilah nama “D’DAN WhyKenzu”